• Beranda
  • TENTANG
    • Sejarah Wisdom Park
    • Jenis Layanan
    • Tata Tertib Penggunaan Wisdom Park
  • FASILITAS
  • Class without Walls
    • Literasi Kesehatan
    • Literasi Flora
    • Literasi Fauna
    • Literasi Lingkungan
  • HUBUNGI KAMI
Universitas Gadjah Mada Wisdom Park
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • TENTANG
    • Sejarah Wisdom Park
    • Jenis Layanan
    • Tata Tertib Penggunaan Wisdom Park
  • FASILITAS
  • Class without Walls
    • Literasi Kesehatan
    • Literasi Flora
    • Literasi Fauna
    • Literasi Lingkungan
  • HUBUNGI KAMI
  • Beranda
  • Literasi Flora
Arsip:

Literasi Flora

Pohon Randu

Literasi Flora Senin, 16 Desember 2024

Pohon Randu (Ceiba pentandra) merupakan tanaman yang asal usul aslinya berasal dari benua Amerika. Pohon randu merupakan salah satu jenis tumbuhan yang hidup di daerah yang mempunyai iklim tropis. Pohon randu hidup dan tumbuh di lahan yang relatif datar dan dapat tumbuh hingga tinggi atau panjang 60-70 meter dengan diameter batang 3 meter. Bunganya berwarna merah atau putih.

Manfaat Pohon Randu :

  1. Mempunyai manfaat bagi manusia dalam bidang industri dan pengobatan.
  2. Memiliki manfaat bagi alam dalam bidang ekologi.

Setiap bagian dari pohon randu dapat dimanfaatkan, misalnya buah randu yang dikeringkan merupakan sumber serat, digunakan sebagai bahan dasar bantal, kain. Kulit buah Randu yang kering dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Bijinya mengandung minyak yang digunakan sebagai pelumas. Pohon randu tumbuh subuh di lahan berkontur datar. Pohon Randu yang masih muda membutuhkan air hujan yang banyak, namun setelah berbuah dan berbunga dapat hidup di daerah kering dengan ketinggian maksimal 70 meter.

 

Penulis
Najwa Azalia Kaulika 
YUDHISTIRA WAHYU SYAHPUTRA

Editor
Mukhlish Jamal Musa Holle
Salwa Shabria Wafi

Pohon Ficus amplas

Literasi Flora Senin, 16 Desember 2024

Ficus ampelas termasuk dalam kategori pohon dan tergolong sebagai pohon berkayu. Ficus ampelas memiliki penyebaran yang lebih luas dibandingkan dengan jenis Ficus lainnya (Indah Rofifah dkk., 2024). Ficus ampelas memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap lingkungannya (Vebri et al., 2017). Kerapatan Ficus ampelas yang tinggi pada fase semai menunjukkan bahwa proses regenerasi tegakan hutan di lokasi penelitian berjalan dengan baik (Prayoga et al., 2019).

Deskripsi Ficus ampelas menurut Taufiq Aji dkk. (2022) adalah tanaman yang dapat tumbuh sebagai perdu atau pohon dengan tinggi mencapai 15 hingga 25 meter. Pohon ini memiliki getah yang berair, meskipun seringkali hanya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Ranting muda dari pohon ini biasanya ditutupi oleh rambut pendek yang kaku dan agak kasar, meskipun pada fase awal pertumbuhan, rambutnya sangat halus. Daun Ficus ampelas tersusun berselang-seling dengan tekstur yang mirip kulit kertas. Daun dewasa memiliki bentuk yang bervariasi, mulai dari lonjong hingga agak bundar atau berbentuk telur, dengan panjang antara 4 hingga 10 cm dan lebar antara 1,5 hingga 5 cm. Bentuk daun ini umumnya asimetris hingga hampir simetris, dengan ujung yang meruncing atau memiliki ekor. Pangkal daunnya bervariasi, dari yang agak membaji hingga membundar, sementara tepi daunnya bisa agak rata atau bergigi. Pada daun muda, tepi daunnya seringkali bercuping dan agak terpuntir. Sisi atas daun biasanya sedikit berbulu dengan rambut pendek yang kaku dan terkadang mengkilap. Sisi bawah daun memiliki rambut pendek yang kaku atau kadang-kadang hampir telanjang, dengan rambut halus di vena utama. Daun ini memiliki vena samping sebanyak 3 hingga 8 pasang, dengan vena pangkal yang memanjang dari 1/5 hingga setengah panjang daun, mendekati tepi tanpa bercabang. Kelenjar lilin dapat ditemukan di pangkal daun. Tangkai daun berkisar antara 0,2 hingga 1 cm dan sedikit berbulu dengan rambut pendek yang kaku. Stipula berukuran 0,2 hingga 0,7 cm, menyelubungi atau semi-menyelubungi, dan akan gugur setelah dewasa.Buah Ficus ampelas dapat ditemukan dalam bentuk pasangan, tunggal, atau dalam kelompok kecil pada cabang-cabang yang berdekatan dengan daun. 

Buahnya memiliki tangkai yang panjangnya berkisar antara 0,2 hingga 2,5 cm dan dilapisi oleh braktea peduncular yang berjumlah 1 hingga 3, dengan ukuran antara 0,5 hingga 1,5 mm. Receptacle buahnya agak membulat dengan diameter 0,3 hingga 1,5 cm, dan ujungnya cembung atau sedikit menonjol, dengan ostiole berdiameter 1 hingga 2 mm. Buahnya berubah warna saat matang, mulai dari kuning, oranye, merah, hingga merah-coklat atau ungu, dan biasanya memiliki banyak rambut internal. Ficus ampelas adalah spesies dioecious, artinya pohon ini memiliki bunga jantan dan betina yang terpisah pada individu yang berbeda. Spesies ini mirip dengan Ficus parietalis, namun Ficus ampelas cenderung tumbuh lebih tinggi dan memiliki tulang daun sisi atas yang lebih menonjol, sementara Ficus parietalis biasanya merupakan pohon kecil atau semak, dan liana epifit dengan tulang daun sisi atas yang melesak.

 

Penulis
RASYA NISRINA ARDIYANTI 
Abdullah Zhafran Aly Bamsyah 
Atika Rahma Mutiara Hakim 

Editor
Mukhlish Jamal Musa Holle
Salwa Shabria Wafi

Pohon Ki Putri

Literasi Flora Senin, 16 Desember 2024

Ki Putri dengan bahasa latin Podocarpus neriifolius merupakan tumbuhan jenis konifer yang termasuk dalam suku Podocarpaceae. Tumbuhan Ki Putri ini berbentuk pohon yang besar dan kokoh, sehingga dapat tumbuh tinggi sekitar 30 sampai 40 meter. Tumbuhan ini dapat ditemukan di hutan-hutan Indonesia, India, Nepal, Cina, Malaysia, Brunei, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar, Filipina, Papua Nugini, Fiji, dan Kepulauan Solomon. Tumbuhan Ki Putri ini dapat dijumpai di dalam kawasan Wisdom Park Universitas Gadjah Mada, yang merupakan kawasan terbuka hijau milik Universitas Gadjah Mada, terletak di sekitaran kampus Universitas Gadjah Mada, tepatnya di Jalan Olahraga Nomor 1 Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tumbuhan Ki Putri di Indonesia, biasa juga disebut dengan nama populer tumbuhan ‘Kayu China’ ataupun ‘Manteng Jati Bukit’. Pohon konifer ini biasanya berwarna hijau dan berukuran mulai dari kecil hingga besar. Ki Putri merupakan tumbuhan yang tidak berbunga, serta bijinya yang terbuka tidak terlindungi oleh buah. ‘Bunga’ sebenarnya adalah kerucut berkelamin tunggal, dan spesies ini dioecious — kerucut jantan penghasil serbuk sari dan kerucut betina penghasil biji diproduksi di pohon yang berbeda. Biji tanaman Ki Putri berbentuk oval berada di tangkai biji, yang menjadi berdaging dan kemerahan setelah matang. Nama genus Podocarpus berasal dari kata Yunani untuk kaki dan buah, merujuk pada tangkai yang menampung biji. Sementara itu, julukan spesies ‘nerrifolius’ berarti berdaun oleander. Ki Putri dianggap sebagai pohon kayu lunak yang berharga. Bahkan, bagian dalam kulit kayu beraroma harum.

Podocarpus neriifolius termasuk dalam keluarga pohon dan semak hijau yang dikenal karena bentuk konikalnya dan daunnya berbentuk jarum yang mencolok. Ki Putri mampu berkembang baik di berbagai iklim serta beradaptasi dari hutan dingin yang sejuk hingga daerah pegunungan tropis. Daun-daun ini memiliki peran penting dalam penyimpanan air dan mencerminkan kemampuan tanaman untuk berkembang di lingkungan yang beragam. Kayunya berwarna putih kekuningan dan tergolong baik, sehingga kayu tumbuhan Ki Putri sangat dihargai sehingga sering digunakan dalam konstruksi dan

pembuatan perabotan yang halus. Dengan kemampuan tumbuhan Ki Putri yang memiliki potensi besar dalam konservasi dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, tentunya kehadiran tumbuhan ini tidak hanya menambah keindahan, kesejukan bagi alam dan lingkungan sekitar, tetapi juga sebagai pengingat bagi manusia akan pentingnya menjaga keseimbangan alam.

 

Penulis
DEA KHAYRANI TAKHSYA 
Nadiya Rahma Ihsan 

Editor
Mukhlish Jamal Musa Holle
Salwa Shabria Wafi

Pohon Angsana

Literasi Flora Senin, 16 Desember 2024

Angsana memiliki nama ilmiah Pterocarpus indicus adalah berkembang dalam ekosistem hutan hujan tropis, Distribusinya di berbagai wilayah seperti urma bagian selatan, melewati Asia Tenggara dan Kepulauan Nusantara hingga ke Pasifik barat, termasuk di Cina selatan, Kep. Ryukyu, Kep. Solomon, dan Amerika tropis (seperti di Amerika Tengah & Selatan). Angsana atau Pterocarpus indicus di hutan hujan tropis dapat berfokus pada beberapa aspek interaksi pohon dan dampaknya pada ekosistem. Tumbuhan ini memiliki ciri khas berupa daun yang terletak di ujung percabangannya dan bentuknya menyerupai payung. Tinggi pohon angsana bisa mencapai 40 meter hingga 3,5 meter. Uniknya, batangnya beralur dan berbonggol dengan akar papan atau banir. Kulit kayunya berwarna abu-abu kemerah-merahan, sangat berat, memecah berupa sisik halus dan mengeluarkan getah bening kemerahan saat di sayat. Selain itu, daun pohon angsana bersifat majemuk dan menyirip gasal, panjangnya sekitar 12 cm hingga 13 cm. Tak hanya itu, bunganya berkelamin ganda dengan warna kuning, baunya sangat harum semerbak, dan mempunyai buah berbentuk bulat pipih.

Angsana atau Pterocarpus indicus yang tumbuh di hutan hujan tropis tak hanya sebagai tanaman hias, namun juga dapat berfokus pada beberapa aspek interaksi pohon serta manfaat, yaitu:

  1. Pohon teduh karena daunnya yang lebat .
  2. Kayu kuat dan tahan lama sering digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan dan furnitur.
  3. Daunnya yang mudah terurai dapat dijadikan bahan kompos.
  4. Mempunyai akar yang kuat.

 

Penulis
NADIYAH ARMADITA SAFA IMTIYAZ 
TAUFIQ HIDAYAT 
NYIMAS RIRIN NOVITA SARI

Editor
Mukhlish Jamal Musa Holle
Salwa Shabria Wafi

Pohon Bougenville

Literasi Flora Senin, 16 Desember 2024

Bunga bougenville berasal dari marga Bougainvillea. Bunga bugenvil biasanya disebut bunga kertas. Bunga bugenvil termasuk dalam tanaman perdu yang tegak. Bougainvillea membutuhkan cahaya matahari dan suhu malam minimal 10°C (50°F). Bougainvillea memiliki tinggi 2-4 meter dengan akar tunggang yang  menjalar ke segala arah hingga kedalaman 40-80 meter. Bougainvillea juga memiliki jenis batang perdu yang menggantung setinggi 2-4 meter. Batang bougenville berwarna coklat dan memiliki diameter 5mm-8mm. Dari segi bunga, bugenvil merupakan bunga majemuk yang memiliki payung yang terdiri dari 3-15 kuntum bunga. Kelopak bunga bugenvil berbentuk tabung dengan ukuran 2mm-4mm. Warna bunga bugenvil bervariasi, yaitu kuning, merah muda, merah, ungu, bahkan putih. Fakta menarik tentang bunga bugenvil adalah “Bunga” sebenarnya adalah daun yang dimodifikasi, disebut braktea atau daun pelindung, yang tahan lama dan cerah. Selain itu, Bugenvil tidak memerlukan banyak air sehingga sangat tahan terhadap kondisi kering dan cukup mudah dirawat. Bugenvil juga cocok untuk tanah kering, bahkan tumbuh baik di tanah kering, jika ditanam di tanah basah akar tanaman ini akan layu.

 

Penulis
Nur Rahma Irsanah 
Ailsa Zayyan Aspasia 
ANINDITA MEYLIA SARI 

Editor
Mukhlish Jamal Musa Holle
Salwa Shabria Wafi

Pohon Flamboyan

Literasi Flora Senin, 16 Desember 2024

Wisdom Park bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk berolahraga, melainkan disana juga digunakan untuk memperkenalkan dan melestarikan berbagai macam tanaman. Salah satunya adalah pohon flamboyan. Pohon ini dapat ditemukan di beberapa sudut Wisdom Park, yang berada di dekat pintu masuk Wisdom Park.

Pohon Flamboyan dengan nama ilmiah Delonix regia merupakan pohon tropis yang berspesies asli di Madagaskar, Afrika Selatan. Namun, pohon flamboyan dapat beradaptasi dan mampu hidup di empat musim, salah satunya adalah di Indonesia. Pohon Flamboyan dapat tumbuh dengan ketinggian mencapai 5 hingga 12 meter dan lebar mencapai 18 meter. Selain itu, pohon ini berbentuk seperti payung sehingga dapat menciptakan suasana yang teduh dan indah. Daun flamboyan berbentuk menyerupai daun pakis dengan lebar sekitar 30-50 cm. Bunga ini memiliki perpaduan warna merah dan kuning yang terdiri dari empat kelopak dengan satu kelopak yang lebih besar dan dihiasi bercak kuning atau putih. Pohon ini juga memiliki ciri khas, yaitu terdapat polong yang panjang dengan warna coklat tua. Hal ini menandakan bahwa polong tersebut sudah matang.

Pohon flamboyan memiliki beberapa manfaat tidak hanya sebagai penambah nilai estetika, tetapi juga digunakan untuk mengurangi pencemaran udara, sebagai obat malaria karena memiliki kandungan yang berkhasiat untuk tubuh, dan kayunya juga dapat berfungsi sebagai bahan bangunan seperti untuk membuat mebel atau konstruksi rumah. Dengan banyaknya manfaat ini, pohon flamboyan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan mendukung kehidupan manusia. Oleh karena itu, pohon flamboyan memiliki banyak manfaat dalam berbagai aspek kehidupan

 

Penulis
Rizkya Amalia Faakhir 
Hilya ‘Aini Yaysfa’ 
Latifatun Nurroniyah

Editor
Mukhlish Jamal Musa Holle
Salwa Shabria Wafi

Pohon Nusa Indah

Literasi Flora Senin, 16 Desember 2024

Nusa Indah (Mussaenda erythrophylla) merupakan tanaman yang berasal dari afrika dan asia tropis maupun sub-tropis. tanaman ini tumbuh di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi atau pada ketinggian 1-1.700 mdpl. morfologi tanaman nusa indah termasuk famili Rubiaceae, genus Mussaenda, dengan spesies Mussaenda pubescens dan termasuk jenis perdu dengan ketinggian mencapai 2-3 m. nusa indah akan berbunga pada musim panas dan pemanenannya dapat dilakukan sepanjang tahun. Bunga nusa indah memiliki kelopak yang termodifikasi menjadi helaian lebar seperti mahkota lobus berjumlah 5 dan salah satu dari lima lobus berkembang pesat dan membesar berbentuk bulat telur-lanset. berwarna merah terang diatas dan agak pucat dibawah. mahkota berbentuk tabung, berwarna putih-putih krem, kuning pucat dengan cincin kemerahan di tengahnya. karena keindahannya yang memiliki jenis warna yang beragam seperti putih, merah jambu, hijau pupus, dan kuning ke-orange, maka nusa indah termasuk salah satu tanaman hias yang banyak ditanam oleh masyarakat. Nusa Indah banyak digemari oleh masyarakat selain karena keindahannya juga memberikan banyak manfaat di setiap bagian tanamannya. mulai dari bunganya yang dapat menjadi obat demam, batuk, flu, disentri akut, kencing tidak lancar serta dapat mencegah dan mengatasi kanker payudara. bunga nusa indah juga dapat dikeringkan menjadi teh, yang membantu menyembuhkan dari keracunan makanan. kemudian tumbuhan ini juga memiliki daun yang berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus (rosenbach). selain itu, batangnya yang terasa agak manis dan sedikit pahit dapat bermanfaat sebagai penurun panas, menetralisir racun, anti radang (anti inflamasi) dan melancarkan peredaran darah.

 

Penulis
Alni Rahmawati 
Ayudya Pramesti Langgeng Maharani 
Anasya Prapti Citra Solusi 

Editor
Mukhlish Jamal Musa Holle
Salwa Shabria Wafi

Pohon Tabebuya Kuning

Literasi Flora Senin, 16 Desember 2024

Tabebuya Kuning, yang secara ilmiah dikenal sebagai Handroanthus chrysotricha, adalah pohon megah yang berasal dari Amerika Selatan, terutama Brasil, dan telah menyebar ke seluruh dunia, terutama ke daerah dengan iklim tropis hingga subtropis. Penampilannya yang mencolok dan berbagai manfaatnya menjadikannya spesies yang signifikan baik di alam maupun di lanskap perkotaan.

Karakteristik utama Tabebuya Kuning adalah bunga kuning berbentuk terompet, daun oval hijau gelap, dan tingginya sekitar 10 meter. Buahnya adalah polong memanjang yang berisi banyak biji kecil. Tabebuya Kuning memainkan peran penting dalam ekosistem aslinya. Bunganya adalah sumber nektar bagi berbagai penyerbuk, termasuk lebah, kupu-kupu, dan burung kolibri. Di lingkungan perkotaan, Tabebuya Kuning berkontribusi pada kanopi perkotaan, menawarkan naungan yang dapat mengurangi efek pulau panas yang umum terjadi di kota-kota. Selain kayunya, pohon ini telah dieksplorasi untuk potensi penggunaan medis. Dalam pengobatan tradisional, berbagai bagian pohon, seperti kulit kayu dan daun, telah digunakan untuk sifat anti-inflamasi dan antimikroba yang diduga. Dalam desain lanskap, Tabebuya Kuning dihargai karena kemampuannya menciptakan titik fokus dan menambah minat musiman. Penggunaannya di ruang publik, taman, dan kebun membantu meningkatkan daya tarik visual area-area ini, memberikan sentuhan alami dan hidup pada lingkungan perkotaan.

Aspek menarik dari Tabebuya Kuning adalah sering disebut sebagai “cerry tropis” karena bunganya mekar dalam jumlah yang sangat besar, memberikan penampilan seperti bunga sakura, meskipun tidak terkait erat. Tanaman ini cukup unik karena sering mekar di akhir musim kemarau, ketika tanaman lain tidak berbunga, membuatnya menonjol dari vegetasi lainnya. Karena keunikan ini, Tabebuya Kuning sering dianggap sebagai simbol kehidupan dan ketahanan, menunjukkan keindahan bahkan di masa sulit.

Dari teks tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa Tabebuya Kuning, atau Handroanthus chrysotricha, adalah spesies pohon yang sangat dihargai dan multifaset. Seiring kota dan komunitas terus mencari tambahan yang berkelanjutan dan menarik secara visual untuk lanskap mereka, Tabebuya Kuning menonjol sebagai kandidat utama untuk meningkatkan kesehatan lingkungan dan daya tarik estetika.

 

Penulis

MUHAMMAD GURUH SENO PUTRO 

Citra Dewining Sucie

 

Editor

Mukhlish Jamal Musa Holle

Salwa Shabria Wafi

Pohon Tabebuya Ungu

Literasi Flora Senin, 16 Desember 2024

Handroanthus impetiginosus atau Tabebuia impetiginosa, yang biasa dikenal sebagai Pohon Terompet Ungu, adalah spesies pohon berbunga asli Brasil, daerah tropis Amerika Selatan, dan sekarang tersebar di seluruh dunia. Pohon ini terkenal dengan bunga berbentuk terompet berwarna ungu yang mekar lebat, sehingga nampak mencolok, seperti bunga sakura. Biasanya buahnya muncul saat musim hujan telah berlalu.

Pohon ini dapat mencapai ketinggian 4,5 hingga 9 meter dan memiliki tajuk yang lebar dan menyebar. Meskipun tanaman ini merupakan tanaman besar dan memiliki batang yang keras, ternyata akar tanaman ini ramah terhadap bangunan, sehingga dapat digunakan sebagai tanaman peneduh di perkotaan.

Daunnya majemuk dan umumnya terdiri dari lima hingga tujuh helai daun. Pohon Terompet Ungu sering digunakan dalam pertamanan karena keindahan ornamennya dan kemampuannya untuk memberikan keteduhan. Manfaat tabebuya adalah sebagai penghijauan dan juga perlindungan dari polusi. Itulah sebabnya pohon hias ini kerap ditanam di sepanjang jalan dan taman kota besar karena pohon ini mampu menangkal polusi udara atau menyerap udara yang tercemar.

Selain memiliki daya tarik estetika, tanaman ini juga memiliki manfaat dalam pengobatan tradisional, terutama karena sifat anti radang dan antimikrobanya. Daun pohon bunga tabebuya digunakan untuk mengobati luka dan bahkan menurunkan demam.

 

Penulis
AZZURA NAFISA FITRI 
KEIZA NASHITA 

Editor
Mukhlish Jamal Musa Holle
Salwa Shabria Wafi

Pohon Alpukat

Literasi Flora Senin, 16 Desember 2024

Alpukat diyakini berasal dari iklim tropis Meksiko, Guatemala dan Hindia Barat sekitar 10.000 tahun yang lalu. Kini Alpukat merupakan salah satu buah lokal yang dikembangkan di Indonesia. Buah alpukat digemari masyarakat karena memiliki tekstur yang lembut dan rasa buah yang enak. Alpukat memiliki beberapa karakteristik yaitu, badan bulat seperti telur yang lonjong, kulitnya berwarna hijau tua hingga ungu kecoklatan, daging buahnya berwarna hijau muda hingga kuning dan alpukat mengandung biji yang dikenal berukuran besar. Pohon tanaman alpukat dapat mencapai tinggi 20 meter. Akar yang dimiliki pohon alpukat ialah akar tunggang. Bentuk daun pada pohon alpukat yaitu bulat memanjang. Hal menarik dari buah alpukat yaitu alpukat memiliki 200 jenis dan tiap jenis alpukat tersebut memiliki bentuk, warna serta karakteristik yang berbeda. Selain itu alpukat juga memiliki banyak manfaat bagi manusia, antara lain dapat membantu mengontrol kadar gula darah, mencegah sembelit, membantu menjaga kesehatan kulit dan lain sebagainya. Alpukat dapat digunakan sebagai masker wajah karena kandungan nutrisinya dapat bermanfaat bagi kesehatan kulit serta minyak alpukat juga dapat digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka. Selain itu kulit dan biji alpukat dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami yang menghasilkan warna rona merah muda ketika direbus  

 

Penulis
Daffa Daliamru 
TABITA WANOCTANAMY SOEBAGIO 

Editor
Mukhlish Jamal Musa Holle
Salwa Shabria Wafi

123

Recent Posts

  • Mahasiswa MKWK UGM Ikuti “Outbond Pancasila” di Wisdom Park: Kuliah Lapangan yang Menyenangkan dan Bermakna
  • Pesta Buku KMSI UGM 2025 Gaungkan Literasi di Hari Puisi Nasional
  • Membangun Kolaborasi di Ruang Terbuka Hijau
  • Praktikum Hidrolika di Kali Belik untuk Pengambilan Data Sungai
  • Outbound sebagai Sarana Pelatihan Komunikasi dan Kerja Sama untuk Menunjang Kegiatan Belajar Mengajar
Universitas Gadjah Mada

Jl. Prof. DR. Drs Notonagoro, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281
0274 – 5011201

Admin Wisdom Park: 081127002783
Admin GOR Wisdom Park: 08112837248

Email : wisdompark@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju