Kayu Putih (Melaleuca leucadendra) merupakan pohon yang termasuk kedalam keluarga jambu-jambuan (Myrtaceae). Pohon ini merupakan tumbuhan khas daerah tropis yang tersebar luas di benua Australia dan kepulauan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Kata Cajuput diperkirakan berasal dari dari bahasa Indonesia yaitu kayu putih, nama yang dikenal untuk spesies ini. Dalam kehidupan, pohon ini terkenal karena sifat aromatik dan minyak atsirinya yang dapat dimanfaatkan untuk banyak hal.
Pohon Kayu Putih umumnya memiliki batang tunggal yang panjangnya dapat bervariasi antara 2 hingga 35 meter. Kulit batangnya berwarna putih, berlapis-lapis, dan memiliki permukaan yang tidak rata serta mudah terkelupas. Batangnya tidak terlalu lebar dengan percabangan yang menggantung ke bawah dan di setiap cabangnya, ditumbuhi oleh daun yang lebat. Daun kayu putih umumnya berwarna hijau tua, memiliki rambut halus pada permukaannya, dan berbentuk lonjong dengan ujung lancip seperti tombak. Di ujung dahannya, tumbuh bunga-bunga kayu putih. Bunganya memiliki bentuk seperti lonceng dan setiap bunga memiliki lima kelopak berwarna putih.
Kayu putih terkenal karena kemampuannya dalam beradaptasi dengan berbagai jenis habitat mulai dari lingkungan yang lembab hingga yang lebih kering . Di habitat lembab seperti rawa, sistem perakaran yang kuat berfungsi secara efektif untuk menstabilkan dan tanah mencegah erosi. Sedangkan di lingkungan yang lebih kering atau mengalami periode kemarau pohon kayu putih memiliki kemampuan untuk menyimpan air di dalam akar dan daun. Adaptasi ini memungkinkan pohon kayu putih untuk tumbuh di berbagai kondisi tanah dan iklim, menjadikannya tanaman yang sangat fleksibel dan bermanfaat.
Pohon kayu putih memiliki beragam manfaat yang sangat penting, baik dalam bidang kesehatan, lingkungan, maupun ekonomi. Minyak atsiri yang dihasilkan dari daun kayu putih, yang dikenal sebagai minyak kayu putih, mengandung senyawa Cineole (Eucalyptol) yang memiliki sifat antiseptik, anti-inflamasi, dan analgesik. Minyak ini banyak digunakan sebagai bahan dasar dalam produk kesehatan seperti obat gosok, inhaler, dan minyak urut untuk meredakan gejala pilek, sakit kepala, dan nyeri otot. Selain itu, pohon kayu putih juga memainkan peran ekologis yang signifikan. Karena kemampuan akarnya dalam menyimpan air dan stabilitasnya dalam menahan tanah, pohon ini sering digunakan dalam program reboisasi dan konservasi lahan di daerah yang rentan terhadap erosi. Daun dan batangnya yang aromatik juga dikenal mampu mengusir serangga, yang menjadikan pohon ini sebagai tanaman pelindung di sekitar pemukiman atau lahan pertanian. Akibat banyaknya manfaat yang dimiliki, minyak kayu putih banyak dijual di pasaran.
Fakta menarik tentang kayu putih adalah pohon ini mampu mengeluarkan senyawa kimia tertentu melalui daun dan akarnya yang dapat mempengaruhi tumbuhan lain di sekitarnya, fenomena yang dikenal sebagai alelopati. Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan tanaman lain, yang membantu pohon kayu putih mendominasi habitatnya dan mengurangi persaingan untuk sumber daya. Fenomena ini menjadi contoh adaptasi ekologis yang unik dan menunjukkan bagaimana kayu putih dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya di lingkungan yang beragam.
Penulis
NISRINA RAHMA ARDIHAPSARI
BAHARUDIN SALIM YUSRIL ANANTA
Editor
Mukhlish Jamal Musa Holle
Salwa Shabria Wafi