Nangka, atau Artocarpus heterophyllus, adalah nama dari pohon dan buah yang populer di daerah tropis seperti Pakistan, Indonesia, dan Brasil, dan mengandung nutrisi seperti vitamin, mineral (N, P, K, Ca, Mg, S, Zn, Cu, dll), serta kalori (Khan, et al., 2021). Secara umum, nangka berbentuk oval dan tidak rata, dan dapat mencapai panjang hingga 100 cm. Bentuk oval ini merupakan ciri khas yang membedakannya dari durian. Buah ini memiliki kulit yang keras dan tajam, dengan ujung duri kulit nangka umumnya berwarna gelap atau kecoklatan.
Kulit buah ini umumnya berwarna hijau kekuningan dengan daging buah berwarna kuning segar yang memiliki tekstur lembut dan berserat. Nangka yang sudah matang akan mengeluarkan aroma yang sangat tajam, segar, dan manis, serta duri-durinya akan besar dan jarang, yang dipengaruhi oleh faktor genetik masing-masing individu. Aroma nangka ini disebabkan oleh pemecahan senyawa fenolik selama proses pematangan dan tekanan turgor yang memengaruhi sel parenkim, menjadikan tekstur nangka lembut dan empuk saat dimakan (Nurrafika, 2016).
Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk) memiliki batang tegak, berkayu, bulat, kasar dan berwarna hijau kecoklatan. Kandungan kimia dalam kayu adalah morin, sianomaklurin (zat samak), flavon, dan tannin. Selain itu, di kulit kayunya juga terdapat senyawa flavonoid yang baru, yakni morusin, artonin E, sikloartobilosanton, dan artonol B (Ersam, 2001).
Daging nangka yang umumnya berwarna kuning pucat memiliki kandungan gula yang rendah dan banyak air, sehingga nangka terasa sangat menyegarkan saat dimakan. Dengan semua kreativitas warga Indonesia, nangka ini dapat diolah menjadi produk khas suatu daerah, terutama Malang, yang menawarkan cara baru dalam mengonsumsi nangka dengan menjadikannya keripik buah. Selain digunakan sebagai keripik buah, daging nangka juga bisa diolah menjadi buah manisan, jus, kompot, dan es buah.
Buah segar dan manis ini memiliki biji yang biasanya disebut “beton,” dengan panjang 2-4 cm, yang dapat menyumbang 8-15% dari berat buah. Biji ini juga dapat dimakan, dilapisi dengan aril putih yang melindungi endosperma cokelat dari biji nangka yang dilindungi oleh daging putih kotiledon (Yulianti, Ratna, & Solfarina, 2015). Biji nangka dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat dengan cara merebusnya, yang membuat teksturnya mirip dengan kacang rebus. Biji juga bisa diolah menjadi tepung dan digoreng untuk dijadikan camilan yang lezat.
Akar tanaman nangka memiliki akar berbentuk tunggang. Namun juga memiliki akar cabang yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang berfungsi memperluas daerah penyerapan zat. Akar Tanaman nangka ini dapat menembus permukaan tanah hingga kedalaman 10-15 meter.
Penulis
Catharina Amelia Manalu
TITIK ANDAYANI
Editor
Mukhlish Jamal Musa Holle
Salwa Shabria Wafi